Burung Pipit (pemakan padi) dan Kenari (warna kuning) tersebut dipacking dalam kotak plastik/mika ukuran sekitar 40x80 centimeter dengan isi sekitar 200 ekor. Burung Pipit menempati 6 kotak dan sekotak lagi berisi burung Kenari. Sehingga berdesakan dan tidak sesuai prosedur.
Komandan Sea Wolf Lettu Rudi Amirudin mengaku kaget mendapat laporan warga bahwa ada usaha penyelundupan burung dari Batam ke Malaysia dengan kapal ferry MV Citra 5 yang bertolak dari pelabuhan Batam Centre sekira pukul 07.30. Sampai di perairan menjelang Pulau Putri, ferry tersebut dihentikan oleh Sea Wolf untuk diperiksa.
M Ali nakhoda ferry tidak tahu menahu tentang keberadaan ribuan burung tersebut. Demikian juga sekitar 40 penumpang yang ada tidak mengetahuinya. "Kemungkinan burung itu dinaikkan oleh porter ke ferry pada pagi buta menghindari pemeriksaan petugas," ujar Rudi.
Ribuan burung itu akhirnya dibawa ke karantina hewan dan tumbuhan Batam di Batam Centre. "Pengiriman burung ini tidak ada laporan ke karantina, kotaknya tidak layak dan tidak ada pemeriksaan sebelumnya," kata Drh Ibrahim kepala seksi penindakan dan pengawasan Badan Karantina Pertanian.
Karena burung-burung tersebut tidak dilengkapi dengan sertifikat kesehatan dari balai karantina, diduga melanggar pasal 31 UU nomor 16/1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan dengan sanksi pidana 3 tahun penjara dan denda Rp 150 juta.
sumber berita : http://www.tnial.mil.id/tabid/79/articleType/ArticleView/articleId/1906/Default.aspx
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !